ombakrinai@gmail.com

  • Portgas D Ace


    Hidup tidak pernah mudah bagi Ace. Dilahirkan sebagai anak raja bajak laut, ia dicap kriminal sejak lahir dan diburu untuk dihabisi. Baginya, hidup bukan tentang seribu tahun, asalkan bisa melewati satu hari yang baik, itu saja sudah cukup.

    Pada saat digiring naik oleh angkatan laut ke panggung eksekusi, ia mengenang jauh melampaui waktu. Tidak ada yang romantis di situ, kecuali beberapa harapan sederhana dan kegetiran sunyi yang selama ini membayangi ke mana pun langkahnya.

    Ketika Ace mulai merelakan kematian, ia menyaksikan seluruh teman-temannya datang, mempertaruhkan nyawa, melawan pemerintahan dunia, demi dirinya! Satu momen epik yang akhirnya melepas emosi yang ditahan selama ini.

    Pada saat itu ia merasa dicintai. Ia memaafkan dan berdamai dengan dirinya. Dalam kelegaan yang seperti itu, seribu tahun rasanya hidup tidak akan cukup untuk kebahagiaan yang panjang. Barangkali itu sebabnya kehidupan akhirat merangkum konsep keabadian.

    Cerita tentang Ace meninggalkan kesan tersendiri bagi pembacanya. Kita tahu yang terjadi selanjutnya adalah tragedi. Namun demikian, saya teringat satu nasihat Pram di dalam buku Bumi Manusia, "Berterimakasihlah pada segala yang memberi kehidupan."


    by: Nanta Es
    Tags: essay onepiece